Terkaget-kaget Menonton pertandingan Tinju di Lewo Leba

Ketika diiajak oleh Tim Chris John Indonesia untuk mendampingi beliau ke Lembata, tampa pikir panjang saya langsung bilang iya. Setelah itu baru cek jadwal dan merubah beberapa jadwal kerja juga janji meeting di Jakarta.

Karena terus terang saya belum pernah mendengar kata Lembata dan juga penasaran seperti apa olahraga tinju di daerah-daerah terutama daerah Flores yang telah banyak melahirkan pentinju-petinju nasional.

Sampai di kota Lewoleba ibukota kabupaten Lembata, saya sangat terkejut, terharu juga bangga. Terkejut karena begitu besarnya sambutan atas kedatangan Chris John sang legenda tinju Indonesia yang berhasil 18 kali mempertahankan gelar juara dunia dengan rekor bertanding sebanyak 52 kali dan kalah cuma satu kali. Its Amazing! Beliau diarak keliling kota dengan didampingi oleh ketua panitia acara dan unsur pemerintah daerah juga tokoh-tokoh masyarakat dan beberapa petinju dari Jakarta. Sambutan masyarakat sepanjang jalan sungguh luar biasa. Begitu juga begitu sampai di kantor bupati dan diterima oleh Plt Bupati dan ketua DPRD juga pejabat-pejabat terkait dan seluruh pegawai di kantor bupati yang sangat heboh dan ramai sekali.

Terharu melihat antusiasnya masyarakat untuk berfoto dengan beliau. Mulai dari turun pesawat yang langsung dikerubutin oleh petugas bandara, ramenya panitia, pejabat dan tokoh-tokoh adat yang mengalungi beliau dengan kain-kain asli daerah Flores yang tak ternilai harganya. Juga yang paling mengharukan melihat wajah-wajah terkejut dan sumringah serta teriakan yang meneriakkan nama Chris John The Dragon sepanjang jalan yang kita lalui, tanpa terasa mata saya ikut berkaca-kaca melihat kegembiraan mereka.

[caption id="attachment_919" align="aligncenter" width="640"] Chris John (kedua dari kanan) sedang disambut masyarakat Lembata[/caption]

Bangga? tentu saja saya sangat bangga bisa berjalan mendampingi orang yang telah membuat nama Indonesia harum dimata dunia. 18 kali mempertahankan gelar juara itu tidak banyak juara dunia yang bisa melakukannya. Dan bangga juga dengan sikap Chris John seorang Super Champion yang murah senyum, rendah hati dan walaupun sangat lelah karena harus terbang dari Semarang pukul 8 malam sampai Jakarta pukul 9 malam menunggu penerbangan pukul 2.30 pagi, sampe kupang pukul 6.30 pagi. Pesawat yang kami tumpangi sempat berputar-putar di udara selama 1 jam karena hujan deras dan pesawat tidak bisa mendarat karena jarak pandang yang sangat dekat, menunggu lagi di airport Kupang karena pesawat menuju Lembata pukul 12.05 WITA yang delay sampai pukul 12.35 WITA baru terbang, dan ketika tiba di Lewoleba langsung diarak keliling kota dibawah terik matahari dan udara siang yang sangat panas, setelah itu harus rela melayani ribuan masyarakat yang antusias berfoto. Cuma istirahat 2 s/d 3 jam di hotel malamnya harus menjadi bintang tamu kehormatan dan harus naik turun panggung ikut menyerahkan piala kepada pemenang dan ketika acara berakhir pukul 12.00 WITA, beliau langsung dikerubungi ribuan penggemarnya yang rebutan minta foto. Dalam kondisi yang sangat lelah beliau tetap bisa tersenyum dan melayani semuanya sampai semuanya dapat berfoto bersama tanpa ada yang tersisa. Benar-benar luar biasa.

Menyaksikan pertandingan tinju secara langsung ini pengalaman baru buat saya. Biasa saya cuma nonton di Televisi sambil menikmati teh atau gorengan dan kalau kurang menarik sesekali saya pindahkan saluran Televisi saya, jujur karena saya bukanlah penggemar tinju sejati. Saya suka nonton tinju jika orang Indonesia juara ketika jaman Elyas Pical dan orang yang saya dampingin saat ini Chris john atau pada saat Muhamad Ali dan Mike Tyson meraih juara dan mempertahankan juaranya. Pada saat itu Tinju sangat menarik buat saya. Setelah era mereka selesai maka saya tidak pernah menonton tinju lagi.

Dan ketika saya menonton secara langsung pertandingan tinju disini yang bertajuk " LEMBATA SUPER FIGHT " yang dulu sempat diadakan setiap tahun namun terhenti di tahun 2012 karena tidak adanya dana dan baru diadakan lagi tahun 2016 ini, saya terkaget-kaget, kaget melihat antusiasme warga yang nonton berjumlah ribuan walaupun harus merogoh kocek sepuluh ribu rupiah untuk tiket masuk. Kaget begitu menyaksikan 4 pertandingan awal itu adalah petinju perempuan yang saling berhadapan yang masih berusia belasan, saling baku tinju diatas ring dipimpin oleh wasit perempuan yang walaupun berbody agak besar namun sangat lincah dan piawai dalam memimpin pertandingan. Kaget lagi ketika masuk di pertandingan-pertandingan selanjutnya melihat petinju-petinju anak-anak Baru Gedhe yang masih bau kencur yang masih duduk di kelas 1 s/d 3 SMA di Kab. Lembata dan Maumere yang lumayan jauh dari kota Lewoleba datang hanya untuk bertanding tinju di kota ini. Melihat mereka Saya jadi langsung terbayang ABG-ABG jakarta yang masih suka tawuran, bolos sekolah dan menghabiskan uang jajan untuk nongkrong di mall-mall atau di pinggir-pinggir jalan dengan gaya petantang petenteng sok jagoan. Pengen jewer rasanya hehe..

[caption id="attachment_920" align="aligncenter" width="640"] Chris John (kedua dari kanan) sedang berfoto dengan petinju ABG[/caption]

Setelah selesai pertandingan karena rasa penasaran, saya mendatangi beberapa petinju ABG tersebut. Ternyata olahraga tinju menjadi olahraga kegemaran disini selain sepakbola, hampir semua sekolah menengah atas punya sasana tinju. Jangan bayangkan seperti sasana tinju yang ada di film-film luar negeri atau sasana tinju di Kota-kota besar. Sasana tinju yang ada disini menurut ketua Pertina yang juga ex petinju profesional di Kab. Lembata bapak Hamid Kosim, hanyalah tempat terbuka yang berlantai semen dengan peralatan latihan ala kadarnya yang sekedar cukup dan bisa membuat mereka berlatih.
Daripada mereka nongkrong dan tawuran maka mereka semua diarahkan untuk ikut latihan dan menjadi petinju amatir. Dan setiap kabupaten satu tahun sekali suka melaksanakan pertandingan tinju, baik antar kabupaten maupun antar sekolah. Bayangkan banyaknya pertandingan yang diadakan setiap tahun karena NTT sendiri ada 22 kabupaten, namun terkadang mereka tidak bisa ikut semuanya karena terkendala akan terbatasnya dana.

Yang menarik pada saat yang sama Plt Bupati Kab. Lembata saat ini yang juga masih menjabat Kakanwil Depdikbud Propinsi NTT Bapak Piet Manuk, tahun depan di kota Lewoleba akan didirikan Sekolah Menengah Kejuruan khusus Olahraga. Ternyata saat ini atas prakarsa beliau di Kupang sudah berdiri sekolah sejenis dan setiap tahun sudah menerima 72 siswa yang merupakan siswa-siswa terbaik di sekolah menengah pertama. Mereka mendapat bea siswa penuh dan tinggal di asrama. Menurut Manto salah satu siswa berprestasi di olahraga tinju dari kab Lembata yang berhasil memukul TKO lawannya pada malam pertandingan ini, dia setiap hari berlatih tinju dari pukul 4 s/d 6 pagi kemudian ikut sekolah formal dan dari pukul 3 s/d 5 sore kembali latihan tinju. Inilah calon-calon juara dari propinsi NTT dimasa depan. Semoga mereka juga bisa mengikuti jejak Chris John di masa depan.

Menurut Kabid PPO kabupaten Lembata Bapak Wis Nedebang, Olahraga tinju sudah mendarah daging di sebagian masyarakat Lembata. Sebelum memulai panen raya, di kampung-kampung sering diadakan pertandingan tinju bebas antar warga sebagai pesta rakyat. Sehingga wajar kalau peminat olahrga ini sangat besar.

[caption id="attachment_921" align="aligncenter" width="640"] suasana event tinju yang dihadiri oleh Chris John (kelima dari kiri)[/caption]

Rencananya Event ini akan diadakan setiap tahun. Saya sempat berbincang singkat dengan ketua panitia event ini yaitu Kasat Pol PP Kab. Lembata Bapak Kanis Making. Beliau mengatakan tahun depan event ini akan diadakan lebih besar lagi. Yang saat ini hanya 3 kelas untuk pertandingan profesional yang memperebutkan 3 gelar tinju yaitu Sabuk Bupati, Sabuk Kapolres, dan Sabuk Ketua DPRD, tahun depan akan mengundang lebih banyak lagi. Begitu juga pada level amatir yang saat ini cuma diikuti oleh dua kabupaten yaitu Maumere dan Lembata, tahun depan akan mengundang semua Kabupaten se-NTT. Juga icon-icon dan tokoh-tokoh tinju di Indonesia. Tidak menutup kemungkinan melihat besarnya animo masyarakat untuk menonton event ini maka panitia mengundang petinju profesional dari luar negeri.

Semoga acara ini terus ada setiap tahun dan dipromosikan secara luas sehingga dapat mengundang banyak wisatawan terutama penikmat dan penyuka tinju tanah air dan mancanegara.

Zahrudin Haris, Travel Today

Comments

Popular posts from this blog

Mencicipi Sajian Khas Kue Pia Nias

Rasakan Sensasi Masakan Pa’piong Toraja

Keindahan Masjid Cheng Hoo Surabaya